SELAMAT MEMBACA, SEMOGA BERMANFAAT

4/27/2012

CUKUP KEMATIAN SEBAGAI NASIHAT


"Perbanyaklah mengingat sesuatu yang melenyapkan semua kelezatan, yaitu kematian!" (HR. Tirmidzi)

Berbahagialah hamba-hamba Allah yang senantiasa bercermin dari kematian. Tak ubahnya seperti guru yang baik, kematian memberikan banyak pelajaran, membingkai makna hidup, bahkan mengawasi alur kehidupan agar tak lari menyimpang.

Nilai-nilai pelajaran yang ingin diungkapkan guru kematian begitu banyak, menarik, bahkan menenteramkan. Di antaranya adalah apa yang mungkin sering kita rasakan dan lakukan.

1. Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga
Tak ada sesuatu pun buat seorang mukmin yang mampu mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir. Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya.

Ketika seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya ayat 1, "Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)."

Ketika jatah waktu terhamburkan sia-sia, dan ajal sudah di depan mata. Tiba-tiba, lisan tergerak untuk mengatakan, "Ya Allah, mundurkan ajalku sedetik saja. Akan kugunakan itu untuk bertaubat dan mengejar ketinggalan." Tapi sayang, permohonan tinggallah permohonan. Dan, kematian akan tetap datang tanpa ada perundingan.

Allah swt berfirman dalam surah Ibrahim ayat 44, "Dan berikanlah peringatan kepada manusia terhadap hari (yang pada waktu itu) dating azab kepada mereka, maka berkatalah orang-orang zalim: 'Ya Tuhan kami, beri tangguhlah kami walaupun dalam waktu yang sedikit, niscaya kami akan mematuhi seruan Engkau dan akan mengikuti rasul-rasul.."

2. Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan 'habis', usai sudah permainan. Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.

Lalu, masih kurang patutkah kita dikatakan orang gila ketika bersikeras akan tetap selamanya menjadi tokoh yang kita perankan. Hingga kapan pun. Padahal, sandiwara sudah berakhir.

Sebagus-bagusnya peran yang kita mainkan, tak akan pernah melekat selamanya. Silakan kita bangga ketika dapat peran sebagai orang kaya. Silakan kita menangis ketika berperan sebagai orang miskin yang menderita. Tapi, bangga dan menangis itu bukan untuk selamanya. Semuanya akan berakhir. Dan, peran-peran itu akan dikembalikan kepada sang sutradara untuk dimasukkan kedalam laci-laci peran.

Teramat naif kalau ada manusia yang berbangga dan yakin bahwa dia akan menjadi orang yang kaya dan berkuasa selamanya. Pun begitu, teramat naïf kalau ada manusia yang merasa akan terus menderita selamanya. Semua berawal, dan juga akan berakhir. Dan akhir itu semua adalah kematian.

3. Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa
Islam menggariskan bahwa tak ada satu benda pun yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia. Kaya atau miskin. Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu.

Itu pun masih bagus. Karena, kita terlahir dengan tidak membawa apa-apa. Cuma tubuh kecil yang telanjang. Lalu, masih layakkah kita mengatasnamakan kesuksesan diri ketika kita meraih keberhasilan. Masih patutkah kita membangga-banggakan harta dengan sebutan kepemilikan. Kita datang dengan tidak membawa apa-apa dan pergi pun bersama sesuatu yang tak berharga.

Ternyata, semua hanya peran. Dan pemilik sebenarnya hanya Allah. Ketika peran usai, kepemilikan pun kembali kepada Allah. Lalu, dengan keadaan seperti itu, masihkah kita menyangkal bahwa kita bukan apa-apa. Dan, bukan siapa-siapa. Kecuali, hanya hamba Allah. Setelah itu, kehidupan pun berlalu melupakan peran yang pernah kita mainkan.

4. Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara
Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia kepada sebuah khayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara dirinya dengan kenikmatan saat ini.

Ketika sapaan kematian mulai datang berupa rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput, barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.

5. Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga
Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.

"Ad-Dun-ya mazra'atul lil akhirah." (Dunia adalah ladang buat akhirat)

Orang yang mencintai sesuatu takkan melewatkan sedetik pun waktunya untuk mengingat sesuatu itu. Termasuk, ketika kematian menjadi sesuatu yang paling diingat. Dengan memaknai kematian, berarti kita sedang menghargai arti kehidupan.
Selengkapnya...

4/14/2012

Cara Melepas Perban Luka yang Menempel

Kali ini kita akan membahas Cara Melepas Perban Luka Yang Menempel. Mungkin sebagian orang tidak tahu apa yang sebearnya benar dilakukan dan mana yang salah dilakukCara Melepas Perban Luka Yang Menempelan dalam melepas perban luka yang menempel. Tidak dapat kita pungkiri pertolongan pertama pada kecelakaan disaat kita terluka, jatuh atau tergores, pasti kita langsung menjadikan plester sebagai pertolongan pertama. Dibawah ini akan saya bagikan beberapa cara mitos yang benar dan cara mitos yang salah dalam merawat luka dan juga bagaimana cara melepas perban pada luka yang menempel.

Membersihkan luka dengan menggunakan alkohol
Taukah anda bahwa cara ini adalah cara yang salah dan entah kenapa masih banyak yang beranggapan jika luka itu wajib dibersihkan dengan alkohol. Sebenarnya Alkohol malah sebaliknya bukannya memabantu mengobati luka malah menghambat proses penyembuhan luka.

Lalu bagaimana cara memberihkan luka yang benar? Jika luka masih tergolong luka kecil atau ringan. Basuhkan luka dengan air yang mengalir supaya debu dan kotoran keluar dan tidak mengakibatkan infeksi. Meski agak perih cobalah untuk membiasakan cara yang benar ini.

Jika untuk luka yang menganga atau tergolong luka berat dan darah terus mengalir, setidaknya pergilah kedokter untuk menanganinya. Penanganan yang benar akan dapat mengurangi resiko pendarahan.

Membiarkan luka dalam keadaan terbuka
Cara ini adalah cara yang salah, karena perban fungsinya adalah untuk membalut luka agar daerah luka terlindungi dari goresan, debu, dan juga bakteri.

Tetap menjaga luka dalam keadaan lembab
Ya benar cara perawatan ini benar adanya, cara mencaga luka agar dalam keadaan yang lembab akan membantu dalam proses penyembuhan dan membantu menjaga perban untuk tetap menempel. Cara ini berguna baik untuk luka lebar maupun luka ringan. Namun meski lembab, luka harus dalam keadaan bersih ini untuk mencegak infeksi pada luka.

Bagaimana Cara Melepas Perban Luka Yang Menempel?


Cara melepas perban yang menempel pada luka yang benar adalah dengan melepaskannya secara perlahan dan hati hati. Karena jika membuka pembalut luka atau perban dengan menariknya secara paksa dan cepat ini akan beresiko luka akan kembali terbuka. Untuk melepas perban luka yang menempel anda bisa melakukan perendaman terlebih dahulu dengan air hangat untuk memudahkan melepaskannya luka yang menempel pada perban. Dan lepaslah dengan perlahan.

Selain itu anda juga dapat menggunakan NaCL 0,9% atau sodium chloride 0,9% ataCara Melepas Perban Luka Yang Menempelu Natrium Chloride atau yang biasa di kenal dengan cairan Infus. Teteskan NaCL 0,9% ke area luka yang menempel pada perban sampai perban basah dan lepaskan secara perlahan luka yang menempel. Jika masih menempel erat, tetesi lagi sampai perban berhasil telepas. Atau anda bisa merendamnya terlebih dahulu. Cara ini tidak menimbulkan rasa perih. Jika anda menggunakan alkohol malah akan mengakibatkan perih dan panas. Cara Melepas Perban Luka Yang Menempel ini saya dapat dari informasi dokter yang menangani luka saya. Dan sudah saya praktekan, tidak terasa perih karena cairan sodium chloride 0,9% ini. Tetapi rasa perih disebabkan pada saat mencoba melepas luka yang menempel itu sendiri. Jadi cobalah utuk menahan sedikit rasa perih nya. Semoga artikel cara melepas perban luka yang menempel ini berguna bagi anda. Jika dirasa berguna silahkan share ke teman atau sudara dan like tombol suka.

Sumber: http://www.prafanggapermana.com
Selengkapnya...

4/06/2012

Menolak Untuk Masuk Surga




Surga luasnya seukuran luas langit dan bumi. Orang yang tidak taat kepada Rosululloh berarti menolak masuk surg.



Wa qola Shollallohu ‘alaihi wa salam (kul-lu um-mati yad’khulunal jan-nata il-la man aba. Qolu wa man ya’ba ya Rosulalloh ? qola man ato’ani dakholal jan-nata, wa man ya’ba fa qod aba)
Hadits Riwayat Sohih Bukhori fii Kitabul Khutbah hal.14
Dan bersabda Nabi Muhammad SAW (semua umatku masuk ke surga kecuali orang yang menolak> berkata mereka (sohabat) dan siapa yang menolak wahai Rosulillah ?. bersabda (Nabi) < barang siapa yang taat padaku maka dia dapat masuk ke surga , dan barang siapa yang menentang(tidak mau taat) maka dia menolak untuk masuk surga)
Menelaah pengertian hadits di atas sepintas terasa mudah untuk masuk surga, dengan kalimat pembukaan kalam Nabi “ Semua umatku masuk surga kecuali yang menolak !
Sampai di sini seakan terperangah kita dibuatnya, kenapa sampai ada orang menolah masuk surga. Aneh sekali !!
Sedangkan sebagaimana yang telah digambarkan dalam beberapa ayat di Al-Quran dan hadits, surga adalah tempatnya segala kebahagianan, kenikmatan yang kekal abadi selama-lamanya, sedangkan saat ini di mana letaknya surga itu ? . Saat kiyamat sudah terjadi yang diawali dengan beberapa tandanya, maka periode berikutnya adalah hari akhir yang hanya ada dua tempat , surga atau neraka. Tempat segala penderitaan, kesengsaraan yang tiada terperikan , kekal abadi selama-lamanya itulah neraka.
Kalau di akhirat kelak ada orang menolak mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan sedangkan tempat yang lain adalah neraka yang sangat jauh sekali keadaannya dibanding neraka, apa yang sebenarnya mereka inginkan?.
Wajar saja ada sohabat yang terusik pikirannya atas peryataan Nabi di atas lantas spontan melontarkan pertanyaan “ Siapa yang menolak wahai Rosulillah ? “ jawabannya “ siapa yang taat padaku dia masuk surga , bagi yang menentang itu pertanda dia menolak masuk surga”.
Menelaah pengertian hadits di atas sepintas terasa mudah untuk masuk surga, dengan kalimat pembukaan kalam Nabi “ Semua umatku masuk surga kecuali yang menolak !
Sampai di sini seakan terperangah kita dibuatnya, kenapa sampai ada orang menolah masuk surga. Aneh sekali !!
Sedangkan sebagaimana yang telah digambarkan dalam beberapa ayat di Al-Quran dan hadits, surga adalah tempatnya segala kebahagianan, kenikmatan yang kekal abadi selama-lamanya, sedangkan saat ini di mana letaknya surga itu ? Saat kiyamat sudah terjadi yang diawali dengan beberapa tandanya -à maka periode berikutnya adalah hari akhir yang hanya ada dua tempat , surga atau neraka. Tempat segala penderitaan, kesengsaraan yang tiada terperikan , kekal abadi selama-lamanya itulah neraka.
Kalau di akhirat kelak ada orang menolak mendapatkan kenikmatan dan kebahagiaan sedangkan tempat yang lain adalah neraka yang sangat jauh sekali keadaannya dibanding neraka, apa yang sebenarnya mereka inginkan?.
Wajar saja ada sohabat yang terusik pikirannya atas peryataan Nabi di atas lantas spontan melontarkan pertanyaan “ Siapa yang menolak wahai Rosulillah ? “ jawabannya “ siapa yang taat padaku dia masuk surga, bagi yang tidak taat ( menentang) Nabi itu pertanda dia menolak masuk surga”.
Lalu bagaimana agar kita dapat berhasil masuk ke surga menurut penjelasan hadits di atas?
Rupanya jawaban dari Rosululloh SAW sangat singkat namun penuh dengan pengertian yang mendalam. Taat kepada Nabi dan tidak menentangnya , ini erat hubungannya dengan perintah Alloh SWT dalam Surah An-Nisa (4);13 “ Demikianlah batas2 aturan dari Alloh SWT, barang siapa yang taat kepada Alloh dan utusannya maka Alloh akan memasukkan ked ala surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, kekal mereka di dalamnya dan demikian ( berhasil masuk surga) adalah keberuntungan yang agung”.
Searah dengan pengertian ayat tersebut , hadits pada posting kita kali ini lebih mudah ditangkap maksudnya.
Agar kita dapat digolongkan sebagai hamba yang taat mengerjakan perintah dan menjauhi larangan, tentu kita lebih dulu berusaha mengetahui apa saja yang diperintah dan apa pula yang dilarang, maka langkah pertama adalah belajar memahami al-Quran dan al-Hadits.
Dengan cara demikian maka akan semakin mendekatkan antara cita-cit kita dengan kenyataan berhasil masuk surga selamat dari neraka.
Selengkapnya...

Terjemah