SELAMAT MEMBACA, SEMOGA BERMANFAAT

3/08/2012

Empat Manfaat Amar Ma’ruf Nahi Munkar


Amar = amaro, yu’miru, muru = memerintah , menyeru
Ma’ruf = arofa, yu’rofu, irfa’ = mengangkat, ma’ruf = sesuatu yang diangkat.
Nahi = naha , yanha , yunha = mencegah, melarang
Munkar = nakaro, yunkiru = menginkari / menghindari ,
Dari beberapa perubahan bentuk kata ( tashrifan) di atas, maksud secara kesemuanya dari ” Amar Ma’ruf Nahi Munkar ” adalah memerintah kepada kebajikan/ segala yang terpuji menurut agama, dan mencegah dari perbuatan yang diingkari menurut agama karena kejelekannya.
Beberapa manfaat dari amar ma’ruf nahi munkar yang berhubungan dengan ayat al-Quran dan al-hadits antara lain :
1#.Menghendaki Keberuntungan
Al-Quran Surah Ali Imron (3); 104 “ wal takun minkum um-matun yad’una ilal khoiri wa ya’murun a bil ma’rufi wa yanhauna ‘anil munkari, w aula=ika humuml muflikhun”
Dan hendaklah dari kamu ada segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan dan mengajak kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar (ma’siyat) dan mereka itulah orang yang beruntung”
Alloh SWT mengingatkan kepada hambanya agar dalam suatu komunitas masyarakat ada umat yang sanggup melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Kebajikan yang dimaksud tentu saja “baik” dalam pandangan Alloh SWT sebagaimana hikmah/pengertian yang sudah ditorehkan dalam mushaf Kitab Suci Al-Quran beserta penjabarannya dalam sunah (tuntunan) Rosulullohi SAW pada lembaran kitab hadits-hadits sohih.
Salah satu bentuk ajakan adalah dengan penyebaran informasi kepada masyarakat melalui forum pertemuan rutin warga, pengajian umum, kuliah subuh maupun melalui media cetak maupun elektronika. Adapun bentuk yang fleksibel dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja secara perorangan face to face. Target utama dari kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adalah terwujudnya pribadi yang dapat “menterjemahkan“ tuntunan perilaku sebagaimana yang tertuang dalam Kitab Suci Al-Quran dan al-Hadits dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Kondisi ideal yang diharapkan adalah terciptanya suasana dalam keluarga saling mengingatkan satu sama lain, mengarahkan kepada kebenaran ( barang haq ) di jalan Alloh SWT , kemudian meluas kepada masyarakat luas. Orang-orang yang senantiasa saling bernasihat , berwasiat dengan barang haq maka tidak akan tergolong orang yang rugi.
“ Wal ‘ashri in-nal insana la fii khusrin il-lal-ladhiina amanu wa ‘amilus-sholihati wa tawashou bil haqi wa tawashou bis-shobr” QS Al-‘Ashr (103); 1-3.
Demi masa, sesungguhnya manusia niscaya dalam keadaan rugi kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan saling berwasiyat (nasihat) untuk (menetapi ) kebenaran haq dan saling berwasiyat (dengan ) shobar ( dalam menentapi barang haq tersebut).
Barang siapa yang sanggup melakukan amar ma’ruf nahi mungkar maka merekalah ( yang mengajak dan yang diajak) akan memperoleh keberuntungan. Hidupnya di dunia mendapat bimbingan, pertolongan dan ridhoNYA dan di akhirat diberikan kehidupan yang baik, digolongkan orang-orang solihin dimasukkan ke dalam rohmatnya di kehidupan yang abadi.
2#. Menghindarkan Adzab Alloh di Dunia dan Akhirat.
Wa qola Rosulullohi SAW “ ma min qoumin yu’malu fi him bil ma’ashi hum a’azu wa aktsaru mi man ya’malu fa lam yughoy-yiru ‘alaihi il-la ‘am-mahumullohu bi ‘iqobin “ HR Ahmad bin Hanbal , Kitabulkhotbah hal.71
Dan bersabda Rosulullohi SAW ‘ tidak ada dari suatu kaum yang di dalamnya dikerjakan ma’siyat, kaumnya lebih mulya dan lebih banyak daripada yang melakukan ma’siyat, kemudian mereka tidak merubah (mencegahnya) kecuali Alloh akan meratakan kepada mereka dengan siksaan”
Dengan menggalakkan amar ma’ruf nahi munkar diharapkan masyarakat lebih mendekatkan diri kepada Alloh , gemar melakukan amal sholih dalam mengharapkan ridhonya dan takut akan ancaman siksaan Alloh sehingga menjauhkan dari perbuatan ma’siyat / melanggar larangan agama.
Musibah bencana alam yang sering terjadi melanda suatu negeri boleh jadi memang peringatan Alloh SWT atas keadaan moral dan mental masyarakat yang semakin jauh dari nilai ilahiyah, lebih mudah terseret dalam berbagai bentuk pelanggaran “aturan main” yang sudah digariskan oleh Alloh dan utusanNYA yang semestinya diperankan manusia selama hidupnya di dunia.
3#. Harapan Terkabulnya Do’a
Wa qola Rosulullohi SAW ‘ala minbar “ Ya ay-yuhan-nasu in-nalloha yaqulu lakum < muruu bil ma’rufi wan-hau ‘anil munkari qob-la an tad’uni falaa ujibukum wa tan tashiruni falaa an shurukum wa tas-aluni falaa u’tikum> HR Ahmad bin Hambal Mukhtarul Adilah Kitabul Khutbah hal.70-71
Dan bersabda Rosulullohi SAW di atas mimbar “ Hai manusia sesungguhnya Alloh berfirman kepadamu < serulah kepada kebaikan dan cegahlah dari kemungkaran sebelum doamu tidak Aku kabulkan dan sebelum permintaan pertolonganmu tidak aku beri pertolongan dan sebelum permintaanmu tidak Aku berikan>”
Matan (isi) hadits qudsi ( firman Alloh SWT langsung didengar sohabat tidak termuat di dalam mushaf al-Quran) di atas menjelaskan bahwa terkabulnya doa, kemudahan pertolongan dari Alloh SWT dan terkabulnya permintaan seorang hamba ada hubungan erat dengan sejauh mana dia ber-AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.
Sebenarnya masing-masing dari kita dapat melaksanakan aktifitas ber-AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Tiada seorangpun yang tidak ingin doanya terkabul, tidak ingin mendapat pertolongan Alloh dan tidak ingin permintaannya dipenuhi , untuk itu tidak perlu lagi menunda-nunda.
Saya mengajak kepada pribadi saya sendiri juga kepada Saudara-saudaraku dimana saja berada , sekarang juga mari kita ber-AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.
4#. Wujud Perjuangan di Jalan Alloh SWT
‘An Abi Said al-Khud-ri an-na rojulan ata Rosulallohi SAW fa qola ya Rosulalloh ay-yu nasi afdholu qola man jahada bi nafsihi wa malihi fii sabilillah tsuma man ya Rosulalloh ? tsuma mu’min fii syi’bin minas-syi’abi yat-taqillaha wa yada’an-nasa min syar-rihi” HR Nasa-I jus 6 hal.11
Dari Abu Said al-Khud-ri sesungguhnya seorang laki-laki datang kepada Rosulullohi SAW dan berkata wahai Rosululloh manakah manusia yang paling afdhol? Bersabda Rosul orang yang berjuang dengan diri dan hartanya di jalan (agama) Alloh. Kemudian siapa wahai Rosululloh? Bersabda kemudian seorang mu’min yang berdiam di suatu jurang diantara beberapa jurang karena bertaqwa kepada Alloh dan menjauhkan diri dari manusia karena (takut terpengaruh) kejelekannya.
Dari hadits di atas dijelaskan manusia yang paling afdhol adalah yang sanggup memperjuangkan tegaknya agama Allloh dengan menggunakan diri dan harta.
Lebih jelas lagi HR Nasa-i jus 6 hal 51 ‘an Anas qola qola Rosulullohi SAW jahiduu bi amwalikum wa alsinatikum wa amwalikum”
Dari Anas berkata bahwa Rosulullohi SAW bersabda berjuanglah dengan tanganmu dan lisanmu dan hartamu “
Sungguh karunia dan anugerah Alloh SWT senantiasa dilimpahkan bagi orang yang sanggup menyebarluaskan , menegakkan agama Alloh dengan apa yang dimilikinya. Tangan , lisan dan tentu hartanya “diperbantukan “ untuk memperjuangakan kemuliaan kalimat Alloh.

Tidak ada komentar:

Terjemah