Amar = amaro,
yu’miru, muru = memerintah , menyeru
Ma’ruf = arofa,
yu’rofu, irfa’ = mengangkat, ma’ruf = sesuatu yang diangkat.
Nahi = naha , yanha
, yunha = mencegah, melarang
Munkar = nakaro,
yunkiru = menginkari / menghindari ,
Dari beberapa
perubahan bentuk kata ( tashrifan) di atas, maksud secara kesemuanya
dari ” Amar Ma’ruf Nahi Munkar ” adalah memerintah kepada kebajikan/ segala
yang terpuji menurut agama, dan mencegah dari perbuatan yang diingkari menurut
agama karena kejelekannya.
Beberapa
manfaat dari amar ma’ruf nahi munkar yang berhubungan dengan ayat al-Quran dan
al-hadits antara lain :
1#.Menghendaki Keberuntungan
Al-Quran Surah
Ali Imron (3); 104 “ wal takun minkum um-matun yad’una
ilal khoiri wa ya’murun a bil ma’rufi wa yanhauna ‘anil munkari, w aula=ika
humuml muflikhun”
Dan hendaklah dari kamu ada segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan dan mengajak kepada yang baik dan mencegah dari yang munkar
(ma’siyat) dan mereka itulah orang yang beruntung”
Alloh SWT
mengingatkan kepada hambanya agar dalam suatu komunitas masyarakat ada umat
yang sanggup melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Kebajikan yang dimaksud tentu
saja “baik” dalam pandangan Alloh SWT sebagaimana hikmah/pengertian yang sudah
ditorehkan dalam mushaf Kitab Suci Al-Quran beserta penjabarannya dalam sunah
(tuntunan) Rosulullohi SAW pada lembaran kitab hadits-hadits sohih.
Salah satu
bentuk ajakan adalah dengan penyebaran informasi kepada masyarakat melalui
forum pertemuan rutin warga, pengajian umum, kuliah subuh maupun melalui media
cetak maupun elektronika. Adapun bentuk yang fleksibel dapat dilakukan kapan
saja dan di mana saja secara perorangan face to face. Target utama dari
kegiatan amar ma’ruf nahi munkar adalah terwujudnya pribadi yang dapat
“menterjemahkan“ tuntunan perilaku sebagaimana yang tertuang dalam Kitab Suci
Al-Quran dan al-Hadits dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Kondisi
ideal yang diharapkan adalah terciptanya suasana dalam keluarga saling
mengingatkan satu sama lain, mengarahkan kepada kebenaran ( barang haq ) di
jalan Alloh SWT , kemudian meluas kepada masyarakat luas. Orang-orang yang
senantiasa saling bernasihat , berwasiat dengan barang haq maka tidak akan
tergolong orang yang rugi.
“ Wal ‘ashri in-nal insana la fii khusrin il-lal-ladhiina
amanu wa ‘amilus-sholihati wa tawashou bil haqi wa tawashou bis-shobr” QS Al-‘Ashr (103); 1-3.
Demi masa, sesungguhnya manusia niscaya dalam keadaan rugi
kecuali orang-orang yang beriman dan beramal sholih dan saling berwasiyat
(nasihat) untuk (menetapi ) kebenaran haq dan saling berwasiyat (dengan )
shobar ( dalam menentapi barang haq tersebut).
Barang siapa
yang sanggup melakukan amar ma’ruf nahi mungkar maka merekalah ( yang mengajak
dan yang diajak) akan memperoleh keberuntungan. Hidupnya di dunia mendapat
bimbingan, pertolongan dan ridhoNYA dan di akhirat diberikan kehidupan yang
baik, digolongkan orang-orang solihin dimasukkan ke dalam rohmatnya di
kehidupan yang abadi.
2#. Menghindarkan Adzab Alloh di Dunia dan Akhirat.
Wa qola
Rosulullohi SAW “ ma min qoumin yu’malu fi him bil
ma’ashi hum a’azu wa aktsaru mi man ya’malu fa lam yughoy-yiru ‘alaihi il-la
‘am-mahumullohu bi ‘iqobin “ HR Ahmad bin Hanbal , Kitabulkhotbah hal.71
Dan bersabda
Rosulullohi SAW ‘ tidak ada dari suatu kaum yang di
dalamnya dikerjakan ma’siyat, kaumnya lebih mulya dan lebih banyak daripada
yang melakukan ma’siyat, kemudian mereka tidak merubah (mencegahnya) kecuali
Alloh akan meratakan kepada mereka dengan siksaan”
Dengan
menggalakkan amar ma’ruf nahi munkar diharapkan masyarakat lebih mendekatkan
diri kepada Alloh , gemar melakukan amal sholih dalam mengharapkan ridhonya dan
takut akan ancaman siksaan Alloh sehingga menjauhkan dari perbuatan ma’siyat /
melanggar larangan agama.
Musibah bencana
alam yang sering terjadi melanda suatu negeri boleh jadi memang peringatan
Alloh SWT atas keadaan moral dan mental masyarakat yang semakin jauh dari nilai
ilahiyah, lebih mudah terseret dalam berbagai bentuk pelanggaran “aturan main”
yang sudah digariskan oleh Alloh dan utusanNYA yang semestinya diperankan
manusia selama hidupnya di dunia.
3#. Harapan Terkabulnya Do’a
Wa qola
Rosulullohi SAW ‘ala minbar “ Ya ay-yuhan-nasu
in-nalloha yaqulu lakum < muruu bil ma’rufi wan-hau ‘anil munkari qob-la an
tad’uni falaa ujibukum wa tan tashiruni falaa an shurukum wa tas-aluni falaa
u’tikum> HR Ahmad bin Hambal Mukhtarul Adilah Kitabul Khutbah
hal.70-71
Dan bersabda
Rosulullohi SAW di atas mimbar “ Hai manusia
sesungguhnya Alloh berfirman kepadamu < serulah kepada kebaikan dan cegahlah
dari kemungkaran sebelum doamu tidak Aku kabulkan dan sebelum permintaan
pertolonganmu tidak aku beri pertolongan dan sebelum permintaanmu tidak Aku
berikan>”
Matan (isi)
hadits qudsi ( firman Alloh SWT langsung didengar sohabat tidak termuat di
dalam mushaf al-Quran) di atas menjelaskan bahwa terkabulnya doa, kemudahan
pertolongan dari Alloh SWT dan terkabulnya permintaan seorang hamba ada
hubungan erat dengan sejauh mana dia ber-AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.
Sebenarnya
masing-masing dari kita dapat melaksanakan aktifitas ber-AMAR MA’RUF NAHI
MUNKAR sesuai dengan kemampuan yang kita miliki.
Tiada
seorangpun yang tidak ingin doanya terkabul, tidak ingin mendapat pertolongan
Alloh dan tidak ingin permintaannya dipenuhi , untuk itu tidak perlu lagi menunda-nunda.
Saya mengajak
kepada pribadi saya sendiri juga kepada Saudara-saudaraku dimana saja berada ,
sekarang juga mari kita ber-AMAR MA’RUF NAHI MUNKAR.
4#. Wujud Perjuangan di Jalan Alloh SWT
‘An Abi Said al-Khud-ri an-na rojulan ata Rosulallohi SAW fa
qola ya Rosulalloh ay-yu nasi afdholu qola man jahada bi nafsihi wa malihi fii
sabilillah tsuma man ya Rosulalloh ? tsuma mu’min fii syi’bin minas-syi’abi
yat-taqillaha wa yada’an-nasa min syar-rihi” HR Nasa-I
jus 6 hal.11
Dari Abu Said
al-Khud-ri sesungguhnya seorang laki-laki datang kepada Rosulullohi SAW dan
berkata wahai Rosululloh manakah manusia yang paling afdhol? Bersabda Rosul
orang yang berjuang dengan diri dan hartanya di jalan (agama) Alloh. Kemudian
siapa wahai Rosululloh? Bersabda kemudian seorang mu’min yang berdiam di suatu
jurang diantara beberapa jurang karena bertaqwa kepada Alloh dan menjauhkan
diri dari manusia karena (takut terpengaruh) kejelekannya.
Dari hadits di
atas dijelaskan manusia yang paling afdhol adalah yang sanggup memperjuangkan
tegaknya agama Allloh dengan menggunakan diri dan harta.
Lebih jelas
lagi HR Nasa-i jus 6 hal 51 ‘an Anas qola qola
Rosulullohi SAW jahiduu bi amwalikum wa alsinatikum wa amwalikum”
Dari Anas berkata bahwa Rosulullohi SAW bersabda
berjuanglah dengan tanganmu dan lisanmu dan hartamu “
Sungguh karunia
dan anugerah Alloh SWT senantiasa dilimpahkan bagi orang yang sanggup
menyebarluaskan , menegakkan agama Alloh dengan apa yang dimilikinya. Tangan ,
lisan dan tentu hartanya “diperbantukan “ untuk memperjuangakan kemuliaan
kalimat Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar